Gunung Kabentonu 2866 mdpl adalah salah satu gunung yang berada pada deretan Peg.Karoue yang terletak di dekat perbatasan Provinsi Sulawesi Selatan dengan
Sulawesi Tengah, Puncak Gunung Kabentonu berada pada koordinat 2°22’45.72” LS
dan 120°31’6.11”BT, jika
kita ingin ke puncak Gunung Kabentonu kita harus melewati Puncak Balease dan dan Puncak Toelangi terlebih dahulu, Puncak Gunung Kabentonu sangat
jarang di gapai oleh pendaki. Entah siapa saja yang pernah menginjakkan
kaki di sana.
Puncak Kabentonu berupa areal datar yang ditumbuhi oleh pohon-pohon kerdil dan ditandai oleh sebuah pohon besar yang lapuk.Terdapat sebuah Prasasti yang dipasang oleh KPA GARIS Palopo pada tahun 2012.
Hal menarik yang di temukan yaitu di laluinya sebuah telaga kecil yang
di bernama Danau Karoue (diambil dari nama pegunungan tempat dia
berada), tetapi jika ingin menggapai puncaknya kami prediksi sekitar
10-15 hari PP, (dari Start Poin Perjalanan)
Catatan Perjalanan:
Liburan semester segera tiba ,
setelah kurang lebih enam bulan kita bergelut dengan buku-buku pelajaran dan
tugas-tugas sekolah kini tiba saatnya saya berhenti sejenak dan menikmati
liburan untuk menyegarkan pikiran yang rasanya sangat penat , kepala saya
rasanya terasa berat karena pikiran-pikiran terhadap aktivitas sekolah yang
sangat padat.
Seperti rencana saya sebelumnya bahwa
jika kondisi kesehatan saya fit , saya akan mengikuti salah satu kegiatan di
alam bebas dan pilihan saya jatuh kepada EKSPEDISI TOBAKU yang di adakan oleh
kelompok Pencinta Alam GARIS Palopo. Tanggal 7 Januari 2012 setelah siangnya
saya terlebih dahulu jalan-jalan ke pantai Akkarena , sepulang dari pantai saya
langsung packing (berkemas).Satu persatu perlengkapan pendakian gunung ku
masukkan kedalam ransel yang akan saya bawa. Tepat pikul 20.30 malam saya
berangkat dari Makassar menuju Palopo . Pagi harinya saya sampai di Palopo dan
di jemput oleh Ayyung Garis ,seorang teman saya di KPA GARIS yang sudah sejak
lama saya kenal baik , saya langsung di antar ke sekretariatnya untuk
beristirahat . Waktu selama satu hari lebih di sekretariat kami habiskan dengan
bercengkrama berbagi cerita pengalaman selama menggeluti dunia petualangan.
Sambil beristirahat di sekretariat kami
mempersiapkan segala perlengkapan untuk ekspedisi.
Keesokan harinya tepatnya tanggal 9
Januari 2012 setelah anggota team EXPEDISI TOBAKU telah ditetapkan, team
Expedisi kali ini hanya terdiri atas 3 orang personil yaitu Hamka GARIS
(Leader), Bejo Garis dan Anchi JELATANG (saya sendiri), kami pun berkeliling
kota Palopo untuk berbelanja logistik dan kebutuhan pendakian . Setelah belanja
kami langsung packing dan mandi.
Sekitar jam 2. Kami langsung meluncur
ke Bone-bone menumpangi sebuah mobil Kijang , peserta ekspedisi kali ini hanya
tiga orang yaitu saya sendiri , Bejo’ Garis , dan Hamka Garis sebagai Leader.
Kurang lebih 2 jam perjalanan kami akhirnya sampai di Bone-bone , kami langsung
menuju rumah Bapak Nasaruddin selaku kepala dusun Karangan , Desa Bantimurung
Kec.Bone-bone , Luwu Utara. Beliau juga adalah juru kunci Peg.Karaoue. Rumah
Pak .Nas merupakan Basecamp pendaki , setiap pendaki yang ingin mendaki ke Buyu
Tolangi dan Buyu Balease maupun Buyu Kabentonu selalu singgah terlebih dahulu
di rumah pak Nas.Di rumah pak Nas kami bertemu dengan 4 orang pendaki dari
Kendari mereka baru saja melakukan pendakian selama 11 hari ke Buyu Toelangi
dan Buyu Balease. Malam harinya kami berbagi cerita dengan pendaki-pendaki
kendari ini beserta dengan pak Nas , setelah bercerita kami kemudian
beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk pendakian besok.
Pagi yang indah menyambut kami pada
hari Selasa tanggal 10 Jan 2012 , setelah bangun pagi kami langsung packing
lalu berpamitan kepada Pak Nas tanpa sarapan pagi kami memulai pendakian. Trek
awal perjalanan adalah berjalan kaki melewati jalan setapak melalui persawahan
dengan beberapa kali melakukan penyeberangan basah di beberapa sungai yang
melintasi jalur sejauh kurang lebih 5 Km ini. Setelah berjalan selama satu
setengah jam kami pun sampai di Air Terjun Bantimurung .Air terjun dengan
ketinggian 10 meter ini merupakan pintu rimba Peg.Karoue , air terjun ini
sering dikunjungi oleh warga sekitar untuk berekreasi apalagi saat musim libur
, kami sempat beristirahat sejenak di sini sambil menghabiskan kue bolu yang
kami beli di perkampungan saat berangkat.
Setelah semuanya siap kami langsung
memulai pendakian, selepas air terjun kami langsung disambut dengan tanjakan
terjal yang kemiringanya ± 75 ͦ-
85 ͦ. Tanjakan ini sangat panjang
sehingga sangat sangat menguras tenaga , keringat menetes dengan derasnya dari
tubuh saya . Menjelang siang kami singgah untuk memasak terlebih dahulu di tengah-tengah
kebun coklat milik warga . Di sini kami memasak memanfaatkan air genangan ,
Setelah makan siang sekaligus sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan .
Jalur curam masih menjadi santapan utama kami , setelah jam menunjukkan pukul
14.00 kami sampai di punggungan pertama di mana terdapat banyak tampungan air
dalam botol oleh para pendaki sebelumnya , Disini kami mendirikan tenda untuk camp
di hari pertama.
Pagi yang indah datang menyambut ,
setelah berkemas-kemas , tepat jam 08.25 kami kembali melanjutkan perjalanan
menuju target kami hari ini yaitu pos IV. Jalur yang kami lewati dihiasi
tanjakan-tanjakan curam sambil sesekali bonus atau jalur landai , menuju pos 4
kami melewati jalur yang ditumbuhi banyak rotan , jalur ini dijuluki ladang
rotan oleh para pendaki . Duri-duri rotan sering kali membuat kerel tersangkut
bahkan merobek kulit . Perih rasanya , namun
kami terus melangkah . Sabetan duri rotan tak kami pedulikan lagi. Pukul
11.40 kami sampai di camp itink. Camp merupakan sebuah area datar berukuran 5 x
5 m2 dan terdapat sebuah sungai kecil berair sangat jernih , nama
itink sendiri merupakan nama dari salah seorang anggota KPA AKAR Palopo yang
telah meninggal . Disini kami memasak lalu makan siang dan kembali melanjutkan
perjalanan . Sekitar pukul 17.00 kami belum sampai ke pos 4 namun kami
memutuskan untuk mendirikan tenda karena Bejo’ sudah sangat letih dan kami
harus beristirahat agar besok dapat melanjutkan perjalanan . Sumber air di Camp
2 ini merupakan genangan air dan airnya berwarna jingga . Malamnya kami lalui
dengan cerita-cerita yang sering kali membuat kami tertawa terbahak memecah
keheningan rimba belantara.
Kicauan burung membangunkan aku dari
tidur nyenyak ku. Kami pun segera packing dan sarapan . Setelah semuanya beres
pada jam 08.25 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5 , pos 5 adalah target
kami untuk hari ini. Jam 09.10 kami tiba di pos 4 dan langsung melanjutkan
perjalanan . Selepas pos 4 jalur yang kami lalui merupakan jalur punggungan
berlumut , dari beberapa titik tersaji panorama indah Peg.Karaoue. Jam 11.40
kami berhenti untuk masak dan makan siang di salah satu punggungan . Sebelum
mencapai pos 5 jalur yang kami lalui berupa pendakian terjal , tepat pukul
15.15 saya sampai di pos 5 di ikuti oleh Hamka dan Bejo’. Beberapa saat
kemudian kami langsung mendirikan tenda. Area pos 5 berupa tanah datar
berukuran 2 x 2 m dan sumber air di sini hanya dari botol-botol dan jerigen
yang di pasang pendaki sebelumnya jadi kami harus hemat air . Malamnya kami
bercerita lalu makan malam dan tidur .
Pagi cerah menyambut kami di hari
keempat ini setelah packing dan sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan .
Jalur menuju puncak Toelangi 3016 mdpl berupa tanjakan curam dengan kemiringan
75-80 derajat , bahkan sesekali harus merayap melewati akar pohon yang berlumut
dan licin . Pukul 10.15 kami akhirnya menggapai puncak pertama kami , Puncak
Toelangi 3016 Mdpl. Disini kami memasak dan makan siang. Karena pada saat itu
adalah hari Jumat , kami berhenti cukup lama untuk menunggu waktu shalat
selesai. Namun menjelang jam 1 siang hujan pun datang , kami berteduh di bawah
flysheet (ponco). Setelah mempertimbangkan bahwa kami tidak bisa lagi mencapai
target kami hari ini yaitu Puncak Balease , dan jika lanjut kami pasti akan
camp di lembah dan jika hujan di lembah
akan banjir sehingga air dapat menggenangi tenda . Jika kami paksakan lanjut
dari lembah ke puncak Balease akan sangat menguras tenaga.
Setelah hujan redah kami pun
mendirikan tenda di Puncak Toelangi . Puncak Toelangi berupa area datar yang
cukup luas bisa menampung sekitar 4-5 tenda dan terdapat sumber air berupa air tampungan dalam botol-botol yang
dipasang oleh pendaki sebelumnya . Puncak Buyu Toelangi 3016 Mdpl di tandai
oleh sebuah trianggulasi setinggi 50 cm dari susunan batu para pendaki. Malam
harinya kami membuat stringline dari tali dan bungkus mie instan , stringline
ini rencananya akan kami pasang pada saat membuka jalur ke Puncak Kabentonu
2866 Mdpl , waktu luang ini juga kami manfaatkan untuk membaca peta dan
memikirkan cara-cara yang harus kami tempuh ke Kabentonu. Setelah makan malam
kami pun beristirahat di tengah dinginya malam
Pagi harinya aku tebangungkan oleh
cahaya silau dari tenda yang berwarna kuning , aku langsung berdoa lalu keluar
menikmati suasana sunrise (matahari terbit).Pemandangan pagi hari dar puncak
Toelangi begitu indah dari sini kita dapat melihat Teluk Bone , Kota Palopo dan
beberapa daerah lainya di Luwu , dari sini juga kita dapat melihat sebagian
kecil daratan di provinsi Sulawesi Tenggara yang di tandai dengan deretan
Peg.Mekongga . Kami pun tak menyia-nyiakan momen ini untuk berfoto-foto
Setelah sarapan dan packing kami pun
melanjutkan perjalanan menuju Lembah Waru. Kami sampai di lembah Waru Pukul
10.14. Lembah Waru adalah sebuah areal datar berukuran ½ lapangan bola dan pada
saat curah hujan tinggi area ini tergenang air hingga membentuk telaga. Nama
Waru sendiri adalah nama seorang anggota KPA AKAR yang sudah meninggal .Di sini
kami mengisi wadah air kami hingga penuh lalu melanjutkan perjalanan.
Jalur dari lembah Waru menuju puncak
Balease merupakan jalur yang paling unik dan indah yang tidak bisa di lupakan
oleh orang-orang yang pernah ke Balease. Sejauh mata memandang hanya lumut yang
terlihat membalut akar-akar dan batang pohon. Wilayah ini di kenal sebagai
“negeri lumut”oleh para pendaki. Jalur yang silih berganti antara pendakian dan
turunan serta sesekali merayap terasa tidak berarti lagi untuk menguras tenaga
karena keindahan negeri lumut. Pukul 12.30 kami akhirnya mencapai puncak kedua
, puncak Balease 2894 Mdpl. Sementara memasak untuk makan siang kami
berfoto-foto . Setelah makan siang dan berkemas kami pun mulai menjalani jalur baru yang sangat asing
bagi kami yaitu jalur yang menuju puncak Kabentonu .
 |
Jalur awal Kabentonu dari Puncak Balease |
 |
Rapatnya Belantara Karoue |
Awal perjalanan kami masih mulus ,
kami terus berjalan menyisir punggungan , mengikuti stringline yang ada . Namun
sesekali kami harus berpencar untuk mencari stringline apabila strangline
terputus . Sekitar pukul 17.00 kami sampai di hutan lumut tepat di bawah
punggungan setelah kami menuruni jalur dengan kemiringan 70-80 derajat, di sini
kami cukup lama berputar-putar karena kami tidak menemukan lanjutan dari
stringline sebelumnya . Tak lama kemudian hujan pun datang , kami pun
memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat yang sebenarnya sangat tidak
strategis(tidak layak) karena hanya ¾ bagian tenda yang rapat di tanah . Malam
itu kami lalui dengan rasa capek yang mulai menggerogoti , di perparah dengan posisi tidur yang tidak
enak karena miring . Setelah makan malam kami pun tertidur pulas .
 |
Danau Karoue |
Kicauan burung dan bunyi gemericik air
yang jatuh dari daun-daun membuat aku terjaga dari tidurku , seperti biasa aku
bangun paling awal .Setelah sarapan dan packing kami mulai berjalan lagi , pagi
itu kami start agak lambat yaitu jam 09.00 mungkin karena suasana dingin dan
sebagian besar barang kami basah kuyup . Kami kembali mencari jalur yang
kemarin , tidak lama kemudian kami menemukanya , kami terus berjalan mengikuti
string yang sering terputus sehingga menyebabkan kami melenceng . Jika
melenceng kami kembali lagi . Pukul 11 kami tiba di suatu areal lembah yang
terdapat genangan air , inilah lembah pertama yang kami lihat sejak dari
Balease , di sini kami memasak dan makan siang . Namun alangkah kecewanya kami
ketika kami mengecek wadah air kami , kantong air bocor , botol kehilangan
tutupnya , gelas tinggal satu. Itu semakin parah kondisinya . Setelah makan
kami kembali melanjutkan perjalanan , sekitar 30 meter kami menemui sebuah
sungai kecil kemudian menanjak dan turun , setelah penurunan kami mendapati
sebuah telaga yang cukup luas di sebelah kanan jalur . Selepas dari telaga
jalur semakin menanjak dan tidak jelas , jalur ini sangat tertutup sehingga
kami harus berusaha keras membukanya . Sialnya hujan mulai datang , setelah
melewati jalur yang sangat sulit ini kami akhirnya sampai di punggungan hujan
dan badai menghantam kami , kami berteduh di bawah bentangan fly-sheet selama 1
jam . Setelah hujan agak redah , kami segera mencari tempat untuk
mendirikan tenda karena waktu sudah
menunjukan pukul 16.30 . Malam harinya kami lalui seperti biasa dalam
kedinginan namun tetap diselingi dengan canda tawa .
Desiran angin pegunungan diiringi
cahaya kekuningan dari sang surya membangunkan aku pagi itu . Sayapun tak
melewatkan kesempatan itu untuk menikmati pemandangan matahari terbit nan indah
sambil berfoto-foto. Barang-barang yang basah saya jemur , tanpa buang waktu
kami langsung berkemas dan sarapan lalu melanjutkan perjalanan pada pukul
08.32. Kami terus berjalan menyusuri punggungan yang jalurnya harus kami buka
kembali , menjelang siang kami melihat puncak agak tinggi , menurut perkiraan
kami itu puncak yang kami tuju . Kami terus berjalan membuka jalur melewati
punggungan yang di penuhi tumbuhan kerdil dan pakis yang sangat menyulitkan . Namun
alangkah kagetnya kami ketika kami sampai di puncak , ternyata masih ada puncak
yang lebih tinggi di depan kami , karena waktu sudah menunjukan pukul 13.50
kami berhenti untuk makan siang . Setelah makan kami berjalan selama setengah
jam namun hujan datang menghantam , kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda
. Dari tempat ini terlihat puncak yang tinggi sekitar 2 punggungan dari tempat
kami , menurut perkiraan itulah puncak Kabentonu . Malam harinya tidur saya
kurang pulas karena kaki saya sakit , mungkin karena sudah 7 hari jalan .
 |
Punggungan Menuju Puncak Kabentonu |
 |
Jalur Kabentonu |
Cuaca cerah menyambut pagi yang indah
, tanpa berlama-lama kami langsung memasak dan sarapan , lalu packing dan
melanjutkan perjalanan . Kami terus berjalan sambil membuka jalur menyisir
punggungan , sesekali kami tersenyum jika menemukan string berupa tebasan
pohon. Setelah berjalan selama 2 jam kami sampai di puncak yang terdapat pohon
besar. Namun kami terkejut karena di arah barat masih ada puncak yang lebih
tinggi , masih ada 2 punggungan kesana , kami pun berdiskusi sejenak lalu
memutuskan untuk meninggalkan kerel kami . Kami sepakat jika saja puncak yang
terlihat masih belum merupakan puncak Kabentonu maka kami akan kembali . Kami
pun segera berjalan melalui punggungan dengan hanya membawa parang dan tas
kecil (ring bag). Kira-kira setengah jam kami tiba di puncak tersebut . Kami
segera berpencar untuk mencari Tranggulasi batu seperti yang di infokan pendaki
dari Makassar , namun setelah beberapa kali mengitari puncak kami tak menemukan
adanya trianggulasi.
 |
Puncak Kabentonu 2866 Mdpl |
 |
Bukti Pendakian Team KORPALA UNHAS(2004) |
 |
Bukti Pendakian Team KORPALA UNHAS(2004) di samping prasasti KPA GARIS |
 |
Peserta EXP TOBAKU |
Saat itu kami hampir frustasi , kami
pun duduk-duduk lalu berbincang-bincang , tanpa sengaja mata saya tertuju pada
sebuah botol air mineral yang sangat usang , Hamka pun mengambilnya dan
terdapat sebuah tulisan tangan . Kami segera membuka dan membacanya , ternyata
itu adalah sebuah prasasti berupa kertas yang di tinggalkan oleh 3 orang
anggota KORPALA UNHAS pada tahun 2004 ,8 tahun yang lalu. Serempak kami
langsung sujud syukur dan kami yakin benar inilah puncak Kabentonu 2866 Mdpl .
Setelah itu kami membersihkan area puncak dan memasang prasasti lalu mengambil
dokumentasi kemudian kembali ke tempat kami meninggalkan kerel kami sebelumnya.Hari
itu kami kembali ke camp 6 untuk ngecamp kembali.
Suasana pagi bekabut menyambut kami di
hari kesembilan Expedisi TOBAKU ini.Setelah packing kami langsung start dari
camp 8 ini pada pukul 8.42. Kami sampai di danau pada pukul 9.00 dan langsung
melanjutkan perjalanan kembali ke Puncak Balease 2894 mdpl. Pukul 11.40 kami
kembali sampai di Puncak Balease, di sini kami memasak dan makan siang. Setelah
makan siang kami langsung melanjutkan perjalanan ke Lembah Waru
( Camp 9).Kami
tiba di Lembah War pada pukul 15.00. Setelah mendirikan tenda kami
bercerita-cerita sore itu, sambil mengkhayalkan makanan-makanan enak di kota
sana. Maklum persediaan logistic kami mulai menipis, sehingga sejak dari camp 8
kami hanya makan nasi pada malam harinya, untuk pagi dan siang hari kami hanya
makan mie instan dan ikan sardine.hahaha..LAPAR rasanya..Cuaca di Lembah Waru
malam itu rasanya sangat dingin, selama perjalanan di EXP TOBAKU inilah cuaca
yang terdingin yang pernah ku rasakan. Setelah bahan cerita habis kami pun
tertidur.
Suara Anoa membangunkan kami pagi itu. Suasana
pagi yang sangat dingin. Setelah sarapan dan Packing kami langsung melanjutkan
perjalanan pada pukul 9.05. Pukul 11.05
kami sampai kembali di puncak Toelangi 3016 mdpl. Kami langsung melanjutkan
perjalanan ke pos 4 untuk ngecamp. Kami tiba ti pos 4 (camp 10) pada pukul
16.16.
Keesokan pagi kami langsung packing
dan melanjutkan perjalanan pada pukul 8.15. Pada pukul 11.51 siang kami
berhenti untuk masak dan makan siang di camp 1. Setelah itu kami langsung
melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Tepat pukul 14.45 kami sampai di air
terjun Bantimurung. Kami langsung menuju ke perkampungan, kami sampai di
rumahnya Pak Nas pada pukul 15.15. Di sini kami langsung melapor dan mandi di
parit(irigasi warga) yang berada tepat depan rumah Pak Nas. Maklm kai sudah 11
hari ngak pernah mandi..hahahaha..,Setelah mandi dan packing kami bepamitan
pada Pak Nas sekeluarga dan langsung menuju ke Kota Palopo.
Itulah segumpal cerita pengalaman kami
saat menggapai 3 puncak Tersulit Sulawesi yang terletak di Peg.Karoue. Semoga
bermanfaat bagi pembaca.
 |
Stringline |
Saran:
- Pintu rimba terletak di air terjun Desa Bantimurung, Bone-bone, Luwu Utara,Sulsel
- Mempunyai juru kunci bernama Pak Nasaruddin
- Usahakan membawa liader yang pernah kesana
- Jangan berharap ada porter yang mau membawa barang, karna penduduk tak satupun pernah ke puncak
- Masing-masing membawa kantung air
- Suplay air hanya ada di air terjun, kali kecil antara pos 2 dan 3 (kalau ada) , tampungan air yang ada di camp dan lembah waruh,
- Jangan sekali-kali berangkat tanpa ijin Pak Nas
- Jangan naik apabilah ada pendaki yang baru saja dari atas gunung (otomatis suplay air telah habis atau berkurang)
- Usahakan kantung air selaluh penuh dan usahakan hemat air selama perjalanan
- Usahakan masaknya malam hari agar pada pagi hari langsung jalan (apabila mengejar target)
- Perhatikan string dan tanda jalan,
- Jangan sekali-kali bermalam di air terjun ???? (menurut analisa kami)
- Jangan menegur apabila melihat atau mendengar yang aneh-aneh
- Hati-hati terhadap rotan, pacet, pada saat tiarap dan melewati akar
- Tak perlu ijin khusus cukup melapor di Pak Desa setempat
Thanks To:
- Tuhan Yang Maha
Kuasa
- Ayyung Garis dan
teman-teman KPA GARIS PALOPO
- Pak Nas
sekeluarga
- Warga Bone-Bone
- Supir yang telah
mengantar kami
- Seluruh teman dan
keluarga atas restu dan doanya.
- Peg.Karoue atas
segala pesona dan keindahannya.