Rabu, 25 Juli 2012

Gunung Latimojong 3305 mdpl (Puncak Tomaupa')

Puncak Latimojong 3305 Mdpl
Trianggulasi Latimojong 3305 Mdpl


Gunung Latimojong 3305 Mdpl merupakan Puncak Sejati Peg.Latimojong. Kami menyebutnya puncak sejati karena Puncak ini merupakan puncak yang menyandang nama sesuai dengan nama pegunungannya sendiri -Latimojong red- Puncak ini terletak di bagian selatan dari deretan Peg.Latimojong. Secara administratif Guning Latimojong 3305 Mdpl merupakan batas alam antara 3 kabupaten, yaitu Kab.Luwu(Sebelah Utara dan Timur), Kab.Sidrap(Sebelah Barat) dan Kab. Enrekang (Selatan dan Timur). Puncak Latimojong 3305 Mdpl dijuluki warga setempat “Puncak Tomaupa” yang berarti Puncak Keberuntungan.
Jalur menuju Puncak Latimojong 3305 Mdpl dapat ditempuh dari Desa Tibussan,Kec. Latimojong, Kab. Luwu. Akses menuju Desa Tibussan (sekitar 47 km dari Kota Belopa, Kab.Luwu) hanya dapat dijangkau dengan sepeda motor dan jalan masih berupa jalan rintisan tanah liat, mendekati Desa Tibussan jalan ini semakin menyempit (hanya bisa dilalui sepeda motor) dan mendaki. Perjalan menuju Desa Tibussan dapat ditempuh selama 6-7 jam dari kota Palopo. Desa Tibussan berada pada ketinggian ± 1500 Mdpl. Penduduk Desa Tibussan berjumlah ± 600 jiwa, 100 kk dan sebagian besar bekerja sebagai petani.Suhu rata-rata di desa Tibussan 21°C.



Jalur Pendakian


Desa Tibussan - Pos 1
Desa Tibussan

Jalur dari Tibussan menuju Pos 1 kita akan menuju arah selatan, melewati kebun kopi. Mendekati Pintu Rimba jalur akan bercabang sebelah kanan adalah jalur langsung menuju Puncak Pasa’ Bombo 3250 Mdpl dan Puncak Latimojong 3305 Mdpl sedangkan jalur ke kiri merupakan Jalur sadel 4 Puncak (Pantara siruk 2900 Mdpl, Aruan 3027 Mdpl, Pasa’ Bombo 3250 mdpl dan Puncak Latimojong 3305 Mdpl). Pada pendakian kali ini kami memilih jalur sadel untuk pergi dan jalur langsung saat kembali. Di pintu rimba terdapat sebuah sumber air berupa mata air alami. Selepas pintu rimba jalur semakin menanjak dengan kemringan 17°-85°. Jalur dari Tibussan menuju pos 1 dapat ditempuh sekitar 1 jam 15 menit. Pos 1 berupa areal yang tidak terlalu datar dan tidak terdapat sumber air. Tidak dianjurkan untuk mendirikan tenda di sini.
POS 1
 Pos 1-Pos 2

Goa Tembakau
Dari Pos 1 kita menuju ke arah Barat Laut. Menuju pos 2 jalur kembali menanjak dan terdapat banyak sekali pacet. Pos 2 dapat ditempu sekitar 2,5 jam dari pos 1. Pos 2 berupa areal datar yang ditandai dengan sebuah pohon besar. Sekitar 50 m dari arah tenggara pos 2 terdapat sebuah batu besar berbentuk goa, goa ini diberi nama Lo’ko Tambako’ yang berarti Goa Tembakau, karena disini terdapat sebuah pohon tembakau yang konon kabarnya sudah ada sejak Zaman penjajahan. Goa ini dapat digunakan sebagai tempat untuk camp darurat. Sekitar 10 m dari goa ini terdapat sumber air berupa sebuah sungai kecil berair sangat jernih.

Pos 2- Pos 3
Dari pos 2 kita menuju arah tenggara dan jalur menanjak kembali menghiasi jalur ini dengan kemiringan hampir 90°. Sepanjang jalur ini tidak terdapat sumber air, jadi sebaiknya persediaan air dari pos 2 digunakan sehemat mungkin. Pos 3 dapat ditempuh selama 2 jam dari pos 2. Pos 3 berupa areal cukup datar namun tidak dapat mendirikan tenda dan tidak terdapat sumber air.

Pos 3- Pos 4

Dari pos 3 kita menuju ke arah selatan, jalur menuju pos 4 kembali dihiasi tanjakan terjal.Sekitar 20 m sebelum pos 4 terdapat sebuah batu besar menyerupai goa yang disebut oleh penduduk ”Lo’ko Cakke” yang berarti Goa Dingin.Disini dapat digunakan sebagai Camp darurat namun sumber air di areal ini hanya berupa tetesan air dari batu yang dapat ditampung dengan ponco. Pos 3 ke pos 4 dapat ditempuh sekitar 3 jam perjalanan.

Pos 4- pos 5 (Buntu Pantara Siruk)

Dari pos 4 jalur mengarah ke Tenggara dan terus menanjak. Jalur ini merupakan jalur dengan tanjakan paling terjal ( dengan kemiringan ± 85°) dari semua jalur dan perlu diingat bahwa persediaan air perlu digunakan sehemat mungkin karena tidak ada lagi sumber air sampai ke Puncak Latimojong. Jarak dari pos 4 ke pos 5 dapat ditempuh selama ± 1,5 jam. Puncak Pantara Siruk 2900 mdpl berupa areal cukup datar yang bisa menmpung 3-4 tenda dan terdapat tumpukan batu setinggi 40 cm. Dari sini dapat dilihat Puncak Aruan 3027 mdpl. Tidak disarankan untuk mendirikan tenda di area ini.
Pos 5

Pos 5- Pos 6 (Buntu Aruan)
Puncak Aruan 3027 mdpl dilihat dari Pantara siruk
Dari puncak Pantara Siruk jalur menuju ke arah barat daya menyusuri punggungan menuju puncak Aruan3027 mdpl, jalur awlnya menurun menyusuri punggungan kemudian kembali menanjak saat mendekati puncak Aruan. Pada saat melewati jalur ini mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan indah hamparan Pegunungan Latimojong. Sehingga rasa lelah tidak akan terasa hingga kita sampai di Puncak Aruan. Jarak dari Puncak Pantara Siruk menuju Pos 6 dapat kita tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Puncak Aruan 3027 mdpl berupa areal datar dikelilingi pepohonan dan dapat menampung 2-3 tenda, tidak terdapat sumber air di area ini. Puncak Aruan ditandai dengan susunan batu setinggi ± 40 cm dan sebuah papan dari kayu (dipasang 4 Juli 2012) oleh tim Operasi Tomaupa’ dari KPA GARIS PALOPO DAN OPAB JELATANG NUSANTARA MKS. Nama Puncak Aruan sendiri berasal dari bahasa Toraja kuno yang berarti "SEJARAH".

Pos 6 - Pos 7(Pasa’ Bombo)
Panorama Dari Puncak Pasa' Bombo

Dari Pos 6 (Puncak Aruan 3027 mdpl) kita menuju arah Barat Laut menuju Puncak Pasa’ Bombo 3250 Mdpl. Jalur lumayan landai sesekali dihiasi tankjakan yang tidak terlalu terjal. Untuk sampai di Puncak Pasa’ Bombo kita waktu yang diperlukan sekitar 2 jam perjalanan. Puncak Pasa’ Bombo ditandai dengan susunan batu setinggi ± 50 cm. Jika cuaca cerah pemandangan dari Puncak Pasa’ Bombo 3250 mdpl sangat indah. Di selatan tampak Puncak Latimojong 3305 mdpl (puncak Tomaupa’), di arah barat tampak Puncak Bajaja 3052 mdpl, Puncak Nenemori 3397 mdpl, Puncak Sumbolong 3054 mdpl, P. Rantekambola 3083 mdpl, dan P.Rantemario 3478 mdpl(keliahatan sedikit sekali), di Utara tampak hamparan wilaya kabupaten Luwu. Puncak Pasa’ bombo merupakan amp terakhir sebelum mencapai Puncak Latimojong 3305 mdpl, areal ini dapat menampung 5-6 tenda, tidak terdapat sumber air (kecuali tadahan air hujan ), suhu pada malam hari dapat mencapai dibawah 10° C.
Sunset in Pasa' Bombo

Pos 7-Pos 8 (Puncak Tomaupa’)

Dari Pos 7 menuju Puncak Latimojong 3305 mdpl kita menuju arah Barat Daya, jalur lumayan landai dan dapat ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Puncak Latimojong 3305 mdpl ditandai dengan sebuah susunan batu yang tingginya sekitar 1,5 m dan lebarnya 2 m. Jika cuaca cerah pemandangan dari Puncak Latimojong 3305 mdpl sangat menawan. Dari sini juga dapat terlihat hamparan Wilayah kab.sidrap dan kab.Enrekang di arah Selatan, Tidak disarankan untuk mendirikan tenda di areal Puncak. Karena rentan badai.

Jalur Turun

Jalur yang dipergunakan untuk turun ke Desa Tibussan lain pada saat melakukan pendakian. Dari Puncak Pasa’ Bombo kita menurun menuju arah Barat Laut dan tidak lagi melewati Puncak aruan dan P.Pantara Siruk, ada beberapa goa yang akan dilewati dalam perjalanan turun. Perjalanan turun dapat ditempuh sekitar 6 - 8 jam dari P.Pasa’ Bombo.

Catatan:

  • Dilarang memakai/membawa barang apapun yang berwarna kuning,
  • Jangan menegur bila mendengar atau melihat sesuatu yang aneh.
  • Usahakan berjalan pada pagi atau siang hari
  • Sebaiknya membawa wadah untuk persediaan air yang cukup.
  • Ada beberapa penduduk yang dapat dihubungi sebagai porter (sewa porter: Tergantung kesepakatan).


Demikian sedikit cerita perjalanan kami dalam menggapai Puncak sejati Latimojong, semoga bermanfaat bagi pembaca.

Thanks To:

  • Tuhan Yang Maha Kuasa
  • KPA GARIS PALOPO
  • Kepala Desa dan Seluruh WARGA Desa Tibussan,
  • Om yang telah mengantar kami,
  • Mahfoeth/ Tejo
  • Semua orang yang mendukung pendakian ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Peg.Latimojong atas segala keindahannya.