Puncak Gunung Balease 2894 mdpl dari dekat |
Gunung Balease 2894 mdpl adalah salah satu puncak di Peg.Karoue. Secara geografis gunung ini terletak pada posis koordinat 120°32’29” BT dan 2°24’22” LS., Secara administratif Gunung Balease termasuk dalam wilayah Kabupaten Luwu Utara dan start poinnya dari Desa Bantimurung, Kec.Bone-Bone, Kab.Luwu Utara Sulawesi Selatan.
Puncak Gunung Balease terletak antara Gunung Kabentonu dan Gunung Tolangi, lokasinya masih sangat tertutup, sehingga membuat pemandangan di puncak hampir tak ada, hanya ada pohon-pohon kecil di sepanjang mata memandang, tetapi yang paling menarik dari Gunung Balease adalah Negeri Lumut dimana hanya ada lumut yang di jumpai yang berlokasi di sebuah lembah sebelum naik ke puncak Balease, selain itu yang menarik di Gunung Balease adalah Lembah Waru adalah sebuah daerah yang tergenang oleh air dan membentuk sebuah yang menyerupai danau atau telaga, Gunung Balease tidak terlaluh jauh dari Puncak Tolangi sekitar 4-5 jam. Tetapi jika sudah sore lebih baik camp di tolangi dikarnakan jarak pandang berkurang dan dapat membuat anda salah jalur. Jika ingin ke Puncak Gunung Balease butuh sekitar 8-10 hari PP (dari Start Poin Perjalanan) Puncaknya di tandai oleh sebuah trianggulasi dari besi di buat oleh KPA Batara Sawerigading.
Satu persatu perlengkapan pendakian
gunung ku masukkan kedalam ransel yang akan saya bawa. Tepat pikul 20.30 malam
saya berangkat dari Makassar menuju Palopo . Pagi harinya saya sampai di Palopo
dan di jemput oleh Ayyung Garis ,seorang teman saya di KPA GARIS yang sudah
sejak lama saya kenal baik , saya langsung di antar ke sekretariatnya untuk
beristirahat . Waktu selama satu hari lebih di sekretariat kami habiskan dengan
bercengkrama berbagi cerita pengalaman selama menggeluti dunia petualangan.
Sambil beristirahat di sekretariat kami
mempersiapkan segala perlengkapan untuk ekspedisi.
Keesokan harinya tepatnya tanggal 9
Januari 2012 setelah anggota team EXPEDISI TOBAKU telah ditetapkan, team
Expedisi kali ini hanya terdiri atas 3 orang personil yaitu Hamka GARIS
(Leader), Bejo Garis dan Anchi JELATANG (saya sendiri), kami pun berkeliling
kota Palopo untuk berbelanja logistik dan kebutuhan pendakian . Setelah belanja
kami langsung packing dan mandi.
Sekitar jam 2. Kami langsung meluncur
ke Bone-bone menumpangi sebuah mobil Kijang , peserta ekspedisi kali ini hanya
tiga orang yaitu saya sendiri , Bejo’ Garis , dan Hamka Garis sebagai Leader.
Kurang lebih 2 jam perjalanan kami akhirnya sampai di Bone-bone , kami langsung
menuju rumah Bapak Nasaruddin selaku kepala dusun Karangan , Desa Bantimurung
Kec.Bone-bone , Luwu Utara. Beliau juga adalah juru kunci Peg.Karaoue. Rumah
Pak .Nas merupakan Basecamp pendaki , setiap pendaki yang ingin mendaki ke Buyu
Tolangi dan Buyu Balease maupun Buyu Kabentonu selalu singgah terlebih dahulu
di rumah pak Nas.Di rumah pak Nas kami bertemu dengan 4 orang pendaki dari
Kendari mereka baru saja melakukan pendakian selama 11 hari ke Buyu Toelangi
dan Buyu Balease. Malam harinya kami berbagi cerita dengan pendaki-pendaki
kendari ini beserta dengan pak Nas , setelah bercerita kami kemudian
beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk pendakian besok.
Pagi yang indah menyambut kami pada
hari Selasa tanggal 10 Jan 2012 , setelah bangun pagi kami langsung packing
lalu berpamitan kepada Pak Nas tanpa sarapan pagi kami memulai pendakian. Trek
awal perjalanan adalah berjalan kaki melewati jalan setapak melalui persawahan
dengan beberapa kali melakukan penyeberangan basah di beberapa sungai yang
melintasi jalur sejauh kurang lebih 5 Km ini. Setelah berjalan selama satu
setengah jam kami pun sampai di Air Terjun Bantimurung .Air terjun dengan
ketinggian 10 meter ini merupakan pintu rimba Peg.Karoue , air terjun ini
sering dikunjungi oleh warga sekitar untuk berekreasi apalagi saat musim libur
, kami sempat beristirahat sejenak di sini sambil menghabiskan kue bolu yang
kami beli di perkampungan saat berangkat.
Setelah semuanya siap kami langsung
memulai pendakian, selepas air terjun kami langsung disambut dengan tanjakan
terjal yang kemiringanya ± 75 ͦ-
85 ͦ. Tanjakan ini sangat panjang
sehingga sangat sangat menguras tenaga , keringat menetes dengan derasnya dari
tubuh saya . Menjelang siang kami singgah untuk memasak terlebih dahulu di tengah-tengah
kebun coklat milik warga . Di sini kami memasak memanfaatkan air genangan ,
Setelah makan siang sekaligus sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan .
Jalur curam masih menjadi santapan utama kami , setelah jam menunujukan pukul
14.00 kami sampai di punggungan pertama di mana terdapat banyak tampungan air
dalam botol oleh para pendaki sebelumnya , Disini kami mendirikan tenda untuk camp
di hari pertama.
Hari Kedua
Pagi yang indah datang menyambut ,
setelah berkemas-kemas , tepat jam 08.25 kami kembali melanjutkan perjalanan
menuju target kami hari ini yaitu pos IV. Jalur yang kami lewati dihiasi
tanjakan-tanjakan curam sambil sesekali bonus atau jalur landai , menuju pos 4
kami melewati jalur yang ditumbuhi banyak rotan , jalur ini dijuluki ladang
rotan oleh para pendaki . Duri-duri rotan sering kali membuat kerel tersangkut
bahkan merobek kulit . Perih rasanya , namun
kami terus melangkah . Sabetan duri rotan tak kami pedulikan lagi. Pukul
11.40 kami sampai di camp itink. Camp merupakan sebuah area datar berukuran 5 x
5 m2 dan terdapat sebuah sungai kecil berair sangat jernih , nama
itink sendiri merupakan nama dari salah seorang anggota KPA AKAR Palopo yang
telah meninggal . Disini kami memasak lalu makan siang dan kembali melanjutkan
perjalanan . Sekitar pukul 17.00 kami belum sampai ke pos 4 namun kami
memutuskan untuk mendirikan tenda karena Bejo’ sudah sangat letih dan kami
harus beristirahat agar besok dapat melanjutkan perjalanan . Sumber air di Camp
2 ini merupakan genangan air dan airnya berwarna jingga . Malamnya kami lalui
dengan cerita-cerita yang sering kali membuat kami tertawa terbahak memecah
keheningan rimba belantara.
Hari Ketiga
Kicauan burung membangunkan aku dari
tidur nyenyak ku. Kami pun segera packing dan sarapan . Setelah semuanya beres
pada jam 08.25 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5 , pos 5 adalah target
kami untuk hari ini. Jam 09.10 kami tiba di pos 4 dan langsung melanjutkan
perjalanan . Selepas pos 4 jalur yang kami lalui merupakan jalur punggungan
berlumut , dari beberapa titik tersaji panorama indah Peg.Karaoue. Jam 11.40
kami berhenti untuk masak dan makan siang di salah satu punggungan . Sebelum
mencapai pos 5 jalur yang kami lalui berupa pendakian terjal , tepat pukul
15.15 saya sampai di pos 5 di ikuti oleh Hamka dan Bejo’. Beberapa saat
kemudian kami langsung mendirikan tenda. Area pos 5 berupa tanah datar
berukuran 2 x 2 m dan sumber air di sini hanya dari botol-botol dan jerigen
yang di pasang pendaki sebelumnya jadi kami harus hemat air . Malamnya kami
bercerita lalu makan malam dan tidur .
Hari Keempat
Pagi cerah menyambut kami di hari
keempat ini setelah packing dan sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan .
Jalur menuju puncak Toelangi 3016 mdpl berupa tanjakan curam dengan kemiringan
75-80 derajat , bahkan sesekali harus merayap melewati akar pohon yang berlumut
dan licin . Pukul 10.15 kami akhirnya menggapai puncak pertama kami , Puncak
Toelangi 3016 Mdpl. Disini kami memasak dan makan siang. Karena pada saat itu
adalah hari Jumat , kami berhenti cukup lama untuk menunggu waktu shalat
selesai. Namun menjelang jam 1 siang hujan pun datang , kami berteduh di bawah
flysheet (ponco). Setelah mempertimbangkan bahwa kami tidak bisa lagi mencapai
target kami hari ini yaitu Puncak Balease , dan jika lanjut kami pasti akan
camp di lembah dan jika hujan di lembah
akan banjir sehingga air dapat menggenangi tenda . Jika kami paksakan lanjut
dari lembah ke puncak Balease akan sangat menguras tenaga.
Setelah hujan redah kami pun
mendirikan tenda di Puncak Toelangi . Puncak Toelangi berupa area datar yang
cukup luas bisa menampung sekitar 4-5 tenda dan terdapat sumber air berupa air tampungan dalam botol-botol yang
dipasang oleh pendaki sebelumnya . Puncak Buyu Toelangi 3016 Mdpl di tandai
oleh sebuah trianggulasi setinggi 50 cm dari susunan batu para pendaki. Malam
harinya kami membuat stringline dari tali dan bungkus mie instan , stringline
ini rencananya akan kami pasang pada saat membuka jalur ke Puncak Kabentonu
2866 Mdpl , waktu luang ini juga kami manfaatkan untuk membaca peta dan
memikirkan cara-cara yang harus kami tempuh ke Kabentonu. Setelah makan malam
kami pun beristirahat di tengah dinginya malam
Hari Kelima
Pagi harinya aku tebangungkan oleh
cahaya silau dari tenda yang berwarna kuning , aku langsung berdoa lalu keluar
menikmati suasana sunrise (matahari terbit).Pemandangan pagi hari dar puncak
Toelangi begitu indah dari sini kita dapat melihat Teluk Bone , Kota Palopo dan
beberapa daerah lainya di Luwu , dari sini juga kita dapat melihat sebagian
kecil daratan di provinsi Sulawesi Tenggara yang di tandai dengan deretan
Peg.Mekongga . Kami pun tak menyia-nyiakan momen ini untuk berfoto-foto
Setelah sarapan dan packing kami pun
melanjutkan perjalanan menuju Lembah Waru. Kami sampai di lembah Waru Pukul
10.14. Lembah Waru adalah sebuah areal datar berukuran ½ lapangan bola dan pada
saat curah hujan tinggi area ini tergenang air hingga membentuk telaga. Nama
Waru sendiri adalah nama seorang anggota KPA AKAR yang sudah meninggal .Di sini
kami mengisi wadah air kami hingga penuh lalu melanjutkan perjalanan.
Lembah Waru |
Negeri Lumut Balease |
Jalur Menuju Puncak Balease |
Trianggulasi Puncak Balease |
Puncak Balease 2894 Mdpl |
Catatan: Catatan :
- Pintu rimba terletak di air terjun Desa Bantimurung, Bone-Bone, Sul-Sel
- Mempunyai juru kunci bernama Pak Nasaruddin
- Usahakan membawa leader yang pernah kesana.
- Jangan berharap ada porter yang mau membawa barang, karna penduduk tak satupun pernha ke puncak
- Masing-masing membawa kantung air
- Suplay air hanya ada di air terjun, kali kecil antara pos 2 dan 3 (kalau ada) , tampungan air yang ada di camp dan Lembah Waru,
- Jangan sekali-kali berangkat tanpa ijin Pak Nas
- jangan naik apabilah ada pendaki yang baru saja dari atas gunung (otomatis suplay air telah habis atau berkurang)
- Usahakan kantung air selaluh penuh dan usahakan hemat air selama perjalanan
- Usahakan masaknya malam hari agar pada pagi hari langsung jalan (apabila mengejar target)
- Perhatikan string dan tanda jalan,
- jangan sekali-kali bermalam di air terjun ???? (menurut analisa kami)
- Jangan menegur apabila melihat atau mendengar yang aneh-aneh
- Hati-hati terhadap rotan, pacet, pada saat tiarap dan melewati akar.
- Tiang tranggulasinya terbuat dari besi, dan terdapat tulisan PA BATARA
- Tak perlu izin khusus cukup melapor di pak desa setempat.
With Bapak Nasaruddin(Juru Kunci Gunung Balease) |
Thanks To:
- Tuhan Yang Maha Kuasa
- Ayyung Garis dan teman-teman KPA GARIS PALOPO
- Pak Nas sekeluarga
- Warga Bone-Bone
- Supir yang telah mengantar kami
- Seluruh teman dan keluarga atas restu dan doanya.
- Peg.Karoue atas segala pesona dan keindahannya.