Kamis, 07 Juni 2012

Gunung Balease 2894 Mdpl

Puncak Gunung Balease 2894 mdpl dari dekat

Gunung Balease 2894 mdpl adalah salah satu puncak di Peg.Karoue. Secara geografis gunung ini terletak pada posis koordinat 120°32’29” BT dan 2°24’22” LS., Secara administratif Gunung Balease termasuk dalam wilayah Kabupaten Luwu Utara dan start poinnya dari Desa Bantimurung, Kec.Bone-Bone, Kab.Luwu Utara Sulawesi Selatan.





Puncak Gunung Balease  terletak antara Gunung Kabentonu dan Gunung Tolangi, lokasinya masih sangat tertutup, sehingga membuat pemandangan di puncak hampir tak ada, hanya ada pohon-pohon kecil di sepanjang mata memandang, tetapi yang paling menarik dari Gunung Balease adalah Negeri Lumut dimana hanya ada lumut yang di jumpai yang berlokasi di sebuah lembah sebelum naik ke puncak Balease, selain itu yang menarik di Gunung Balease adalah Lembah Waru adalah sebuah daerah yang tergenang oleh air dan membentuk sebuah yang menyerupai danau atau telaga, Gunung Balease tidak terlaluh jauh dari Puncak Tolangi sekitar 4-5 jam. Tetapi jika sudah sore lebih baik camp di tolangi dikarnakan jarak pandang berkurang dan dapat membuat anda salah jalur. Jika ingin ke Puncak Gunung Balease butuh sekitar 8-10 hari PP (dari Start Poin Perjalanan) Puncaknya di tandai oleh sebuah trianggulasi dari besi di buat oleh KPA Batara  Sawerigading.

 

Satu persatu perlengkapan pendakian gunung ku masukkan kedalam ransel yang akan saya bawa. Tepat pikul 20.30 malam saya berangkat dari Makassar menuju Palopo . Pagi harinya saya sampai di Palopo dan di jemput oleh Ayyung Garis ,seorang teman saya di KPA GARIS yang sudah sejak lama saya kenal baik , saya langsung di antar ke sekretariatnya untuk beristirahat . Waktu selama satu hari lebih di sekretariat kami habiskan dengan bercengkrama berbagi cerita pengalaman selama menggeluti dunia petualangan. Sambil beristirahat di sekretariat  kami mempersiapkan segala perlengkapan untuk ekspedisi.

Keesokan harinya tepatnya tanggal 9 Januari 2012 setelah anggota team EXPEDISI TOBAKU telah ditetapkan, team Expedisi kali ini hanya terdiri atas 3 orang personil yaitu Hamka GARIS (Leader), Bejo Garis dan Anchi JELATANG (saya sendiri), kami pun berkeliling kota Palopo untuk berbelanja logistik dan kebutuhan pendakian . Setelah belanja kami langsung packing dan mandi.
Sekitar jam 2. Kami langsung meluncur ke Bone-bone menumpangi sebuah mobil Kijang , peserta ekspedisi kali ini hanya tiga orang yaitu saya sendiri , Bejo’ Garis , dan Hamka Garis sebagai Leader. Kurang lebih 2 jam perjalanan kami akhirnya sampai di Bone-bone , kami langsung menuju rumah Bapak Nasaruddin selaku kepala dusun Karangan , Desa Bantimurung Kec.Bone-bone , Luwu Utara. Beliau juga adalah juru kunci Peg.Karaoue. Rumah Pak .Nas merupakan Basecamp pendaki , setiap pendaki yang ingin mendaki ke Buyu Tolangi dan Buyu Balease maupun Buyu Kabentonu selalu singgah terlebih dahulu di rumah pak Nas.Di rumah pak Nas kami bertemu dengan 4 orang pendaki dari Kendari mereka baru saja melakukan pendakian selama 11 hari ke Buyu Toelangi dan Buyu Balease. Malam harinya kami berbagi cerita dengan pendaki-pendaki kendari ini beserta dengan pak Nas , setelah bercerita kami kemudian beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk pendakian besok.
Pagi yang indah menyambut kami pada hari Selasa tanggal 10 Jan 2012 , setelah bangun pagi kami langsung packing lalu berpamitan kepada Pak Nas tanpa sarapan pagi kami memulai pendakian. Trek awal perjalanan adalah berjalan kaki melewati jalan setapak melalui persawahan dengan beberapa kali melakukan penyeberangan basah di beberapa sungai yang melintasi jalur sejauh kurang lebih 5 Km ini. Setelah berjalan selama satu setengah jam kami pun sampai di Air Terjun Bantimurung .Air terjun dengan ketinggian 10 meter ini merupakan pintu rimba Peg.Karoue , air terjun ini sering dikunjungi oleh warga sekitar untuk berekreasi apalagi saat musim libur , kami sempat beristirahat sejenak di sini sambil menghabiskan kue bolu yang kami beli di perkampungan saat berangkat.
Setelah semuanya siap kami langsung memulai pendakian, selepas air terjun kami langsung disambut dengan tanjakan terjal yang kemiringanya ± 75  ͦ- 85  ͦ. Tanjakan ini sangat panjang sehingga sangat sangat menguras tenaga , keringat menetes dengan derasnya dari tubuh saya . Menjelang siang kami singgah untuk memasak terlebih dahulu di tengah-tengah kebun coklat milik warga . Di sini kami memasak memanfaatkan air genangan , Setelah makan siang sekaligus sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan . Jalur curam masih menjadi santapan utama kami , setelah jam menunujukan pukul 14.00 kami sampai di punggungan pertama di mana terdapat banyak tampungan air dalam botol oleh para pendaki sebelumnya , Disini kami mendirikan tenda untuk camp di hari pertama.
Hari Kedua
          Pagi yang indah datang menyambut , setelah berkemas-kemas , tepat jam 08.25 kami kembali melanjutkan perjalanan menuju target kami hari ini yaitu pos IV. Jalur yang kami lewati dihiasi tanjakan-tanjakan curam sambil sesekali bonus atau jalur landai , menuju pos 4 kami melewati jalur yang ditumbuhi banyak rotan , jalur ini dijuluki ladang rotan oleh para pendaki . Duri-duri rotan sering kali membuat kerel tersangkut bahkan merobek kulit . Perih rasanya , namun  kami terus melangkah . Sabetan duri rotan tak kami pedulikan lagi. Pukul 11.40 kami sampai di camp itink. Camp merupakan sebuah area datar berukuran 5 x 5 m2 dan terdapat sebuah sungai kecil berair sangat jernih , nama itink sendiri merupakan nama dari salah seorang anggota KPA AKAR Palopo yang telah meninggal . Disini kami memasak lalu makan siang dan kembali melanjutkan perjalanan . Sekitar pukul 17.00 kami belum sampai ke pos 4 namun kami memutuskan untuk mendirikan tenda karena Bejo’ sudah sangat letih dan kami harus beristirahat agar besok dapat melanjutkan perjalanan . Sumber air di Camp 2 ini merupakan genangan air dan airnya berwarna jingga . Malamnya kami lalui dengan cerita-cerita yang sering kali membuat kami tertawa terbahak memecah keheningan rimba belantara.
           

Hari Ketiga
          Kicauan burung membangunkan aku dari tidur nyenyak ku. Kami pun segera packing dan sarapan . Setelah semuanya beres pada jam 08.25 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5 , pos 5 adalah target kami untuk hari ini. Jam 09.10 kami tiba di pos 4 dan langsung melanjutkan perjalanan . Selepas pos 4 jalur yang kami lalui merupakan jalur punggungan berlumut , dari beberapa titik tersaji panorama indah Peg.Karaoue. Jam 11.40 kami berhenti untuk masak dan makan siang di salah satu punggungan . Sebelum mencapai pos 5 jalur yang kami lalui berupa pendakian terjal , tepat pukul 15.15 saya sampai di pos 5 di ikuti oleh Hamka dan Bejo’. Beberapa saat kemudian kami langsung mendirikan tenda. Area pos 5 berupa tanah datar berukuran 2 x 2 m dan sumber air di sini hanya dari botol-botol dan jerigen yang di pasang pendaki sebelumnya jadi kami harus hemat air . Malamnya kami bercerita lalu makan malam dan tidur .

Hari Keempat
          Pagi cerah menyambut kami di hari keempat ini setelah packing dan sarapan kami langsung melanjutkan perjalanan . Jalur menuju puncak Toelangi 3016 mdpl berupa tanjakan curam dengan kemiringan 75-80 derajat , bahkan sesekali harus merayap melewati akar pohon yang berlumut dan licin . Pukul 10.15 kami akhirnya menggapai puncak pertama kami , Puncak Toelangi 3016 Mdpl. Disini kami memasak dan makan siang. Karena pada saat itu adalah hari Jumat , kami berhenti cukup lama untuk menunggu waktu shalat selesai. Namun menjelang jam 1 siang hujan pun datang , kami berteduh di bawah flysheet (ponco). Setelah mempertimbangkan bahwa kami tidak bisa lagi mencapai target kami hari ini yaitu Puncak Balease , dan jika lanjut kami pasti akan camp di lembah dan jika hujan  di lembah akan banjir sehingga air dapat menggenangi tenda . Jika kami paksakan lanjut dari lembah ke puncak Balease akan sangat menguras tenaga.
          Setelah hujan redah kami pun mendirikan tenda di Puncak Toelangi . Puncak Toelangi berupa area datar yang cukup luas bisa menampung sekitar 4-5 tenda dan terdapat sumber air  berupa air tampungan dalam botol-botol yang dipasang oleh pendaki sebelumnya . Puncak Buyu Toelangi 3016 Mdpl di tandai oleh sebuah trianggulasi setinggi 50 cm dari susunan batu para pendaki. Malam harinya kami membuat stringline dari tali dan bungkus mie instan , stringline ini rencananya akan kami pasang pada saat membuka jalur ke Puncak Kabentonu 2866 Mdpl , waktu luang ini juga kami manfaatkan untuk membaca peta dan memikirkan cara-cara yang harus kami tempuh ke Kabentonu. Setelah makan malam kami pun beristirahat di tengah dinginya malam

Hari Kelima
          Pagi harinya aku tebangungkan oleh cahaya silau dari tenda yang berwarna kuning , aku langsung berdoa lalu keluar menikmati suasana sunrise (matahari terbit).Pemandangan pagi hari dar puncak Toelangi begitu indah dari sini kita dapat melihat Teluk Bone , Kota Palopo dan beberapa daerah lainya di Luwu , dari sini juga kita dapat melihat sebagian kecil daratan di provinsi Sulawesi Tenggara yang di tandai dengan deretan Peg.Mekongga . Kami pun tak menyia-nyiakan momen ini untuk berfoto-foto
          Setelah sarapan dan packing kami pun melanjutkan perjalanan menuju Lembah Waru. Kami sampai di lembah Waru Pukul 10.14. Lembah Waru adalah sebuah areal datar berukuran ½ lapangan bola dan pada saat curah hujan tinggi area ini tergenang air hingga membentuk telaga. Nama Waru sendiri adalah nama seorang anggota KPA AKAR yang sudah meninggal .Di sini kami mengisi wadah air kami hingga penuh lalu melanjutkan perjalanan.
Lembah Waru



Negeri Lumut Balease

Jalur Menuju Puncak Balease

          Jalur dari lembah Waru menuju puncak Balease merupakan jalur yang paling unik dan indah yang tidak bisa di lupakan oleh orang-orang yang pernah ke Balease. Sejauh mata memandang hanya lumut yang terlihat membalut akar-akar dan batang pohon. Wilayah ini di kenal sebagai “negeri lumut”oleh para pendaki. Jalur yang silih berganti antara pendakian dan turunan serta sesekali merayap terasa tidak berarti lagi untuk menguras tenaga karena keindahan negeri lumut. Pukul 12.30 kami akhirnya mencapai puncak kedua , puncak Balease 2894 Mdpl. Sementara memasak untuk makan siang kami berfoto-foto . Setelah makan siang dan berkemas kami pun  mulai menjalani jalur baru yang sangat asing bagi kami yaitu jalur yang menuju puncak Kabentonu .
Trianggulasi Puncak Balease

Puncak Balease 2894 Mdpl

Catatan: Catatan :
  • Pintu rimba terletak di air terjun Desa Bantimurung, Bone-Bone, Sul-Sel
  • Mempunyai juru kunci bernama Pak Nasaruddin
  • Usahakan membawa leader yang pernah kesana.
  • Jangan berharap ada porter yang mau membawa barang, karna penduduk tak satupun pernha ke puncak
  • Masing-masing membawa kantung air
  • Suplay air hanya ada di air terjun, kali kecil antara pos 2 dan 3 (kalau ada) , tampungan air yang ada di camp dan Lembah Waru,
  • Jangan sekali-kali berangkat tanpa ijin Pak Nas
  • jangan naik apabilah ada pendaki yang baru saja dari atas gunung (otomatis suplay air telah habis atau berkurang)
  • Usahakan kantung air selaluh penuh dan usahakan hemat air selama perjalanan
  • Usahakan masaknya malam hari agar pada pagi hari langsung jalan (apabila mengejar target)
  • Perhatikan string dan tanda jalan,
  • jangan sekali-kali bermalam di air terjun ???? (menurut analisa kami)
  • Jangan menegur apabila melihat atau mendengar yang aneh-aneh
  • Hati-hati terhadap rotan, pacet, pada saat tiarap dan melewati akar.
  • Tiang tranggulasinya terbuat dari besi, dan terdapat tulisan PA BATARA
  • Tak perlu izin khusus cukup melapor di pak desa setempat.
With Bapak Nasaruddin(Juru Kunci Gunung Balease)

 
Thanks To:
  • Tuhan Yang Maha Kuasa
  • Ayyung Garis dan teman-teman KPA GARIS PALOPO
  • Pak Nas sekeluarga
  • Warga Bone-Bone
  • Supir yang telah mengantar kami
  • Seluruh teman dan keluarga atas restu dan doanya.
  • Peg.Karoue atas segala pesona dan keindahannya.